Do'a dan Renungan

    

Oleh Dian Nugraha Cevest

Do'aku Hari Ini

“Ya Allah.. semoga dengan bertambahnya usia membuatku makin bersyukur padamu atas limpahan nikmat, karunia, dan kasih sayangmu.

Makin bersyukur atas limpahan cinta dan doa dari orang orang yang terkasih disekelilingku, ibunda tercinta, keluarga, sahabat, dan semua yang terkasih yang menemani hari-hariku sedemikian indah.

Semoga bertambahnya usia membuatku makin bijak dalam memandang kehidupan, semakin menyadari akan kekurangan dan keterbatasanku.

Terimakasih atas hidup yang telah kau berikan, atas keluarga yang membuatku tertawa bahagia namun kadang juga membuatku menitikkan air mata.

Terimakasih ya Allah atas semua kebahagiaan dan kesedihan yang kau hadirkan yang membuatku semakin kuat menjalani kehidupan.

Ya rabbi, aku mohon kepadamu nikmat yang sempurna, perlindungan yang terus‐menerus, kesehatan yang prima, hidup yang bahagia, umur yang memberikan manfaat, kenikmatan yang lengkap, anugerah yang luas, dan kelembutan yang menenangkan hati.

lunakkan hati ini untuk senantiasa bersyukur, Arrahman.. "fabiayyi ala irobbikuma Tukazziban..”


Renunganku Hari Ini

Beberapa orang di dunia ini dilahirkan dalam keadaan utuh, tapi kemudian menyesali kehidupannya. Dan beberapa orang lainnya sekalipun dilahirkan tanpa tangan dan kaki, menikmati kehidupannya sehari-hari.

Ternyata kondisi fisik yang kurang sempurna tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan. lagi lagi rasa syukurlah yang membuat kita bahagia.

kita tidak akan pernah bisa belajar menjadi berani dan sabar jika hanya ada sukacita di dunia ini. Pun air mata seperti hujan yang menggemburkan tanah supaya kita bisa tumbuh ke arah yang berlainan.

Ingatlah bahwa menjadi penting itu baik tetapi menjadi baik itu jauh lebih penting dari sekedar menjadi penting. Esensi hidup kita adalah Human Being, menjadi diri sendiri apa adanya, menjalani pertumbuhan, perkembangan, dan perjalanan menuju Tuhan.

Semua yang dikatakan orang mengenai kita tidak penting. Hal yang paling penting adalah apa yang dikatakan Tuhan dan apa yang kita katakan mengenai diri kita sendiri.

Hidup ini dimulai dari sebuah persepsi, guru mengajarkan lalu menguji, sedangkan pengalaman menguji dulu baru mengajarkan.

Hidup juga sebuah pembelajaran, long life education. Sebuah masalah boleh jadi merupakan ungkapan kasih sayang Tuhan yang amat dalam kepada kita. Melalui masalah tuhan menunjukkan dirinya, mengajak kita berkomunikasi. Melalui masalah tuhan membantu kita menyibakkan tirai-tirai yang kita buat sendiri.

Kadang tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan, tapi memberi apa yang kita perlukan sebab jauh di atas segalanya, Tuhan sedang merencanakan yang terindah buat kita.

Apapun masalahnya cobalah untuk tetap tersenyum. Karena hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang. Hanya senyum yang bisa membuat hati yang sempit menjadi lapang.

Perkembangan hidup kita itu seperti naik tangga, ada satu saat ketika salah satu kaki meninggalkan anak tangga yang bawah, kaki melayang sejenak di udara, atau terpeleset dan jatuh. Itu resiko, tetapi kalau takut menghadapi resiko, kita tidak akan pernah beranjak dari anak tangga terbawah.

Rasa lapar mendorong kita bereksplorasi, dan adanya depresi mengajari kita tentang nilai sebenarnya dari sebuah pekerjaan. Segala sesuatu yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai, hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya.

Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya. Sebuah bencana menimpa bukan karena Tuhan sedang marah, tetapi justru karena kasih sayangnya yang tak terhingga untuk membimbing kita menjadi baik.

Kebahagiaan selalu tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

Ingatlah diri kita tidak pernah sendirian, di manapun kita berada, kemanapun kita pergi, tuhan selalu bersama kita. Ia melihat, mendengar, dan membantu kita, bahkan dalam diri kitapun ia menitipkan sifat-sifatnya yang mulia.

Dia senantiasa memperhatikan kita, membimbing kita untuk menjadi baik. Dialah Yang Maha Besar, Yang Maha Agung, Yang Maha Kasih. Dialah Yang Maha Penyayang, yang kehadirannya sangat kita rindukan. Dialah yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dialah yang membuat kita mampu menikmati kesendirian tanpa harus merasa kesepian.

Lalu mengapa kita bersedih dengan apa yang luput dari kita, sehingga menangisi air yang telah tumpah, padahal air tumpahpun telah digariskan oleh yang atas di lauful mahfudz. Ketika sehelai daunpun jatuh di lauful mahfudz telah tercatat dalam KetetapanNya, maka apalah lagi keunikan dan keeksentrikan seseorang yang menggambarkan potensi akal, hati dan nafsunya.

Lalu kembalilah ke jalannya dengan bersusah payah atau lapang, ikuti alurnya dan berjalanlah dalam ridhonya.

Ingatlah tawakal itu adalah memperteguh kepercayaan kepada Allah tentang apa saja yang telah dijanjikannya. Bagian yang telah ditakdirkan untukmu, pasti akan sampai kepadamu. Apa yang menimpamu pasti akan terjadi, meski kamu berusaha menghindarinya. Perkara yang ditakdirkan bukan untukmu, pasti tidak akan sampai kepadamu, meskipun seluruh makhluk membantumu untuk mewujudkan hal itu.

Maka belajarlah menerima ketetapan Allah yang tidak bisa engkau ubah, dan berusaha maksimallah terhadap ketetapan Allah yang bisa engkau ubah dan serahkan sisanya kepada rabbmu, lalu berjalanlah di muka bumi dengan kepala tegak, maka yang di langit akan mencintaimu, dan dibumi akan menghormatimu.

Ingatlah bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, bekerja keraslah tapi jangan melanggar kehendak Tuhan. seperti air dalam sumur yang setiap hari kita timba, toh airnya tidak pernah kering. tapi sebaliknya jika kita tidak mengambilnya, toh airnya tidak tumpah juga.

Ketika tawakal, ikhlas, sabar, qanaah telah sampai pada puncaknya, apakah seorang hamba masih membutuhkan makhluk untuk memenuhi kebutuhannya, padahal seekor burungpun telah dijamin rejekinya oleh rabbul alamin.

Lalu mengapa engkau bersedih dengan ketetapan rabbmu yang menjadikan engkau tidak sesempurna harapanmu. Ketahuilah, engkau sempurna sebagai manusia dalam fikiranmu, maka engkau akan sempurna dalam pandangan tuhan.

Lalu apalagi yang engkau keluhkan tentang dunia, ketika jaminan rabbmu telah pasti ketika kamu mengikhlaskan semuanya. sehingga kloplah ayat pembuka kunci-kunci rezki dan ilmu. Arrahman.. Fabiayyi ala i robbikuma Tukazziban. “Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang harus aku dustakan."

Sebab jauh di atas segalanya, Tuhan sedang merencanakan yang terindah. Tuhan selalu menunjukkan kehadirannya dalam peristiwa-peristiwa yang biasa, dengan cara-cara yang biasa, dan melalui orang-orang yang biasa pula.

Bersabarlah tapi jangan mengurut dada. Semua ada alurnya, semoga indah pada waktunya.

Ya Allah, Umat-Mu yang membaca ini adalah hamba-MU yang shaleh, yang tegar dan kuat serta sabar. Sayangilah dia serta kasihilah dia, sehatkan badannya. Jika dia melangkah, selamatkanlah dia, mudahkan langkahnya. Amin.

Bandung, 12 September 2012

Dian Nugraha Cevest
Facebook : http://www.facebook.com/diannugraha87
Twitter : @be_better_self
Website : http://nugraha-cevest.info

Bookmark and Promote!

Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.