BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Solusi Holistik Pemulihan Depresi & Bipolar

    


Setelah 24 tahun (1992 – 2016) saya mencari-cari jawaban yang meyakinkan dari 3 pertanyaan atas apa yang terjadi pada diri saya sendiri, pikiran dan perasaan saya, akhirnya saya mendapatkan jawabannya dari seorang dokter spesialis penyakit dalam dan jantung yang percaya dan mendalami pengobatan timur (India dan China).

Diantara Anda, terutama teman-teman lama saya di dunia maya mungkin sudah banyak tahu tentang diri saya dan apa yang saya alami dari tulisan-tulisan saya di blog pribadi maupun blog komunitas dan dari media sosial. Sebagian yang lain, teman-teman baru saya di dunia maya, mungkin belum tahu banyak tentang diri saya dan tentang apa yang pernah saya alami.

Sejak lama saya sudah membuka diri soal ini. Dan sama sekali tidak malu atau ragu untuk menceritakan sesuatu yang bagi kebanyakan orang masih dianggap sebagai aib atau kelemahan diri. Seperti judul buku psikomemoar saya “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, saya ingin mengubah hal-hal buruk yang pernah terjadi pada diri saya menjadi hal-hal indah yang bisa saya bagi dengan sesama.

Sangat penjang jika saya ceritakan semua di sini. Saking panjangnya cerita saya ini sudah disusun menjadi satu buku dan dua ebook. Berikut ini akan saya ceritakan sekilas saja.

Saya pernah mengalami gangguan jiwa yang oleh sebagian orang disamakan dengan “gila”, istilah yang bahkan di dunia kedokteran dan psikologi tidak dipakai lagi. Semuanya bermula saat saya duduk di bangku kelas 2 SMP (Sekolah Menengah Pertama) saat saya berusia 15 tahun. Awalnya saya merasakan hal-hal yang aneh dengan perasaan saya: perasaan sedih, cemas, khawatir dan takut tanpa alasan yang jelas. Dunia psikologi menyebutnya “depresi terselubung”. Dari depresi terselubung meningkat menjadi depresi mayor yang lebih kronis dan puncaknya menjadi gangguan bipolar yang saya rasakan saat memasuki bangku kelas 1 SMA (Sekolah Menengah Atas).

Gangguan bipolar lebih berat dan menyiksa dibanding depresi, karena terjadi perubahan suasana hati yang ekstrem diantara dua kutub (bipolar) yaitu kutub manik atau mania yang ditandai dengan parasaan senang dan melambung yang berlebihan. Kutub yang satunya adalah depresi, ditandai dengan suasana hati sebaliknya, sedih, murung, tanpa gairah dan tertekan. Suasana hati seorang bipolar naik turun seperti roller coaster antara dua kutub tersebut dan nyaris tak pernah stabil di satu kutub atau keseimbangan diantara dua kutub. Perubahan mood itu bisa berlangsung dalam hitungan minggu, hari bahkan yang paling cepat dalam hitungan jam. Sungguh suasana hati dan pikiran yang sangat menyiksa.

Kondisi psikis yang labil ini saya alami selama lebih dari 5 tahun (dari kelas 2 SMP sampai kelas 3 SMA). Tanda-tanda pemulihan mulai tampak di pertengahan kelas 3 SMA. Waktu itu saya sangat aktif dalam kegiatan olahraga, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. Namun proses pemulihan gangguan jiwa tidak instan seperti pemulihan gangguan fisik, saya baru merasa benar-benar pulih 6 tahun setelah saya lulus SMA, tepatnya tahun 1998. Jadi jika dihitung dari awal munculnya gejala sampai benar-benar pulih, saya mengalami gangguan bipolar selama 11 tahun. Sejak itu gangguan bipolar saya tidak pernah kambuh lagi dan kondisi psikis saya sangat stabil sampai sekarang. Tahun 2000 saya menikah dan dikaruniai 2 orang puteri cantik yang sehat dan cerdas. Alhamdulillah saya sangat bersyukur untuk semua anugerah Tuhan yang tak ternilai ini. Itulah sekilas cerita masa lalu saya.

Oke, sekarang akan saya jelaskan apa saja pertanyaan yang selama 24 tahun tak pernah ditemukan jawaban yang meyakinkan dan baru sekarang saya temukan.

Pertanyaan itu adalah:

(1). Dari beberapa buku dan artikel yang pernah saya baca, salah satu penyebab depresi, gangguan bipolar dan gangguan jiwa lainnya yang diyakini secara ilmiah selama ini adalah ketidakseimbangan kiwiawi dalam otak, yaitu rendahnya kadar serotonin. Masalahnya, selama ini saya tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap dan detail tentang bagaimana serotonin diproduksi di dalam tubuh? Di organ tubuh mana serotonin diproduksi? Apa saja penyebab menurunnya kadar serotonin? Dan bagaimana mengembalikan fungsi sistem tubuh untuk mengembalikan produksi serotonin?

Masalah serotonin jarang sekali dibahas mendalam, detail dan tuntas di grup-grup diskusi komunitas kesehatan jiwa, baik offline maupun online (grup facebook). Selama ini fokus pembahasan masalah gangguan kejiwaan lebih banyak pada bagaimana cara mengatasi akibat kekurangan serotonin ini ketimbang mengatasi akar masalahnya. Ini ibarat pohon yang daunnya rontok, batangnya layu dan tak berbuah, tapi hanya diobati batang pohon, ranting dan daunnya saja tanpa menyentuh akar pohon yang menjadi penyebab utamanya.

(2). Secara medis, menurut bidang ilmu psikiatri yang dijelaskan para psikiater, gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan dan penderitanya harus minum obat penyetabil mood seumur hidup. Saya sendiri, seperti yang saya ceritakan di atas sudah merasa pulih dasri gangguan bipolar dan tidak pernah relaps/kambuh lagi sejak tahun 1998 sampai sekarang. Uniknya saya tidak pernah minum obat antidepresan (anti depresi) atau mood stabilizer (penyetabil mood). Disaat penderita bipolar lain berjuang untuk memperoleh kesembuhan dengan terus mengonsumsi obat-obatan, saya bisa pulih tanpa menggunakan obat. Tentu saja ini menjadi unik bahkan aneh secara medis. Beberapa orang teman bipolar malah meragukan, apakah benar saya pernah mengalami gangguan bipolar? Karena itu tadi, kok bisa pulih tanpa bantuan obat-obatan. Bukan hanya mereka, saya sendiri mempertanyakan soal ini sejak 24 tahun lalu, mengapa saya bisa pulih dari gangguan bipolar tanpa obat?

(3). Sejak kelas 3 SMA saya sangat aktif melakukan aktivitas olahraga (Volley Ball) bahkan terus berlanjut dan semakin aktif setelah saya lulus SMA sampai saya menikah. Sejak saya aktif berolahraga itulah saya merasakan percepatan dalam proses pemulihan gangguan bipolar saya. Saya mempertanyakan: Apa pengaruh positif aktivitas olahraga terhadap pemulihan gangguan bipolar? Apakah aktivitas olahraga tanpa saya sadari mampu memperbaiki ketidakseimbangan kimiawi di tubuh saya?



Tiga pertanyaan itulah yang selama ini saya cari jawabannya dan belum saya temukan jawaban yang meyakinkan selama 24 tahun sejak saya pulih dari gangguan bipolar (1992 – 2016). Sampai beberapa hari yang lalu saya membaca buku (terjemahan bahasa Inggris) berjudul “CLEAN: Program Revolusioner Mengembalikan Kemampuan Alami Tubuh untuk Menyembuhkan Diri.” Buku ini ditulis oleh Dr. Alejandro Junger, MD., dokter sepesialis penyakit dalam dan jantung asal Amerika Serikat. Salah satu bagian buku ini membahas tentang “Depresi”. Uniknya Dr. Junger sendiri pernah mengalami depresi dan apa yang dia tulis di buku ini adalah pengalaman depresi dirinya sendiri dan pengalaman depresi pasiennya.

Artikel ini mengutip pandangan, pemahaman dan pengalaman dokter ahli penyakit dalam dan jantung terkemuka di negara yang ilmu kedokterannya paling maju dan modern. Silakan simak penjelasan sang dokter yang berpikiran terbuka dan revolusioner ini di paragraf demi paragraf artikel ini.

Dr. Junger, menjelaskan dengan detail dan gamblang tentang bagaimana cara mengaktifkan kembali produksi serotonin dalam tubuh dan menghilangkan pikiran berkabut atau kesedihan. Ini mungkin menjadi langkah besar untuk memulihkan kondisi psikis dan mengembalikan semangat hidup sesungguhnya. Dijelaskan pula bagaimana obat-obat antidepresan berperan mengembalikan proses produksi serotonin dalam tubuh.

Kate, berusia 30 tahun, tengah mengalami masa depresi. Dia berkonsultasi dengan psikiater yang mengatakan kepadanya bahwa dia mengalami “ketidakseimbangan senyawa kimia”. Kate mendapat resep antidepresan dan ketika dosis rendah tidak membuat suasana hatinya bertambah baik, resepnya ditingkatkan hingga dosis maksimum. Dosis tinggi ini mengganggu Kate. Dia merasa tidak nyaman dengan obat-obatan itu. Suasana hatinya tetap buruk—tetapi setidaknya nyeri di dadanya membaik dan kecemasan yang membuat dia sulit bernapas agak berkurang. Berat badannya naik hingga 12.5 kg selama menggunakan obat yang diresepkan. Ironis, karena kesedihan yang dialaminya akibat kondisi ini, sama banyaknya dengan kesedihan yang berhasil diatasi antidepresan.

Anti depresan merupakan bagian dari kelompok obat yang disebut inhibitor/penghambat pengambilan kembali serotonin selektif (selective serotonin reuptake inhibitor/SSRI). Kelompok obat ini dirancang untuk meningkatkan kadar serotonin yang rendah—bukan dengan meningkatkan produksinya, melainkan dengan membuat jumlah serotonin yang tersedia dalam tubuh bersirkulasi lebih lama sebelum dinonaktifkan. Meskipun sangat menguntungkan dalam kondisi depresi tingkat sedang, untuk membuat kondisi seseorang lebih stabil, obat-obatan ini jarang sekali mengatasi masalah sesungguhnya: sesuatu dalam “pabrik” serotonin di usus, tempat sebagian besar serotonin diproduksi, telah menyalahi aturan.

Untuk meningkatkan serotonin dalam tubuh Kate, Dr. Junger berusaha memperbaiki apa pun yang menyebabkan produksi serotonin dalam tubuhnya menurun. Masalah paling umum yang dialami wanita seusianya adalah penurunan fungsi kelenjar tiroid. Ini disebabkan oleh stress, alergi dan defisiensi nutrisi. Kondisi ini dapat menaikan berat badan dan depresi. Dengan memperbaiki sistem dalam tubuhnya, melalui program DETOX, produksi serotonin dalam tubuhnya berpeluang untuk pulih dan tiroidnya dapat bekerja seperti sediakala.

Kate, menjalani program DETOX selama 6 minggu, karena dia merasa luar biasa sehingga ingin tetap menjalani program itu. Akhirnya berat badan Kate turun sebanyak 15 kilogram dan penampilannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dr. Junger bekerjasama dengan psikiater Kate untuk menurunkan dosis antidepresannya setahap demi satahap.

Ketika lingkungan usus Anda mengalami kerusakan dan inflamasi (peradangan), terjadi penurunan kadar serotonin secara perlahan, karena sebagian besar serotonin diproduksi dalam usus di bawah kondisi yang tepat. Ketika anda mengalami gangguan dalam usus, ini akan mengubah, secara fisik, perasaan Anda dan cara Anda merespon lingkungan sekitar Anda. Suasana hati dan perasaan Anda akan bertambah buruk, berubah menjadi apati, tidak peka, atau tidak bersemangat. Penjelasan ini dapat dipandang sebagai pemahaman ilmiah modern dari penurunan semangat hidup. Semua ini disebabkan oleh toksisitas.


Sebagaimana diketahui oleh setiap orang yang memahami psikologi dan fisiologi, gambaran depresi jauh lebih rumit dari pada ini. Banyak neurotransmitter lain yang terlibat dan mungkin mengalami ketidakseimbangan di bagian tubuh lain. Masalah toksin ini kemudian diperparah dengan gangguan jantung dan jiwa yang tidak terdeteksi saat pemeriksaan fisik.

Tidak mungkin menganggap depresi disebabkan oleh satu masalah tunggal. Dr. Junger yang menangani Kate, mengakui tidak pernah bisa menegaskan kepada Kate, apakah masalah kesehatannya bermula dari tubuh (rendahnya produksi neurotransmitter yang menyebabkan menurunnya semangat hidup) atau JIWA (semangat hidupnya telah memunculkan gejala yang menarik perhatiannya).

Akan tetapi, kadar serotonin merupakan sesuatu yang dapat dioptimalkan dan dapat diperbaiki. Berkali-kali Dr. Junger menjadi saksi betapa mengembalikan keutuhan kondisi usus dapat mengaktifkan kembali pabrik serotonin utama dalam usus dan menghilangkan pikiran berkabut, kesedihan atau kesusahan. Ini mungkin menjadi langkah besar untuk mengembalikan semangat hidup sesungguhnya.

Seringkali seperti yang dialami Kate, pasien yang telah mengonsumsi antidepresan dapat mengurangi dosis obatnyua dan akhirnya berhenti sepenuhnya. Menghentikan pemakaian obat antidepresan harus di bawah pengawasan dokter yang meresepkannya dan tidak boleh dilakukan sendiri.

Antidepresan, jika digunakan secara tepat, dapat memberikan keuntungan. Dan dalam kasus depresi ringan hingga sedang, obat ini dapat menjadi “jembatan” yang menolong pasien berpindah dari tempat berlumpur ke tempat yang tanahnya lebih padat.

Seperti obat lainnya, obat antidepresan ini perlu dinetralkan dan dieleminasi oleh hati sehingga dapat memperparah muatan toksik. Tetapi anti depresan bisa menjadi alat yang berguna sementara kita mengembalikan populasi flora usus selama dan setelah program DETOX.

Karena otak bersifat “plastis”, maksudnya dapat mengalami perubahan dan modifikasi, antidepresan dapat membantu menciptakan jalur saraf yang baru dengan memanfaatkan pengalaman yang pernah diproses sebelumnya. Anda menciptakan ingatan baru dan lebih baik. Perasaan anda akan membaik dalam beberapa bulan setelah flora usus Anda kembali normal dan usus Anda kembali memproduksi serotoninnya sendiri. Anda akan memandang dunia dengan lebih baik, sehingga merasa lebih bahagia.

Karena kebanyakan antidepresan hanya bekerja sementara dan banyak orang membangun toleransi setelah 6 bulan hingga satu tahun, mengatasi depresi tanpa memperbaiki kondisi dalam tubuh merupakan perbuatan yang salah. Sering kali pasien menerima antidepresan dosis tinggi atau obat antidepresan pilihan kedua atau ketiga (karena pilihan pertama dianggap tidak ampuh.

Menggantungkan diri pada antidepresan untuk jangka waktu yang lama, sama saja dengan mamacu kuda yang lemah untuk berlari kencang. Ia mungkin bisa berlari, tatapi akan pingsan tidak lama kemudian. Sementara itu, efek samping dari obat—mulai dari penurunan libido, impotensi, insomnia, dan naik atau turunnya berat badan hingga mulut kering dan masih banyak lagi—akan terkumulasi. (Efek samping yang tragis adalah bunuh diri, yang sangat sedikit disinggung dalam dunia kedokteran). Ketika pasien mengalami peningkatan kadar serotonin secara alami, ibaratnya kita membawa seratus kuda baru ke pacuan dan mengirim kuda yang lemah ke padang rumput dan membiarkan mereka memulihkan tenaga dengan merumput.


Produksi Kebahagiaan


Produksi serotonin sangat erat pengaruhnya terhadap diet atau pola makan. Sebagaimana senyawa lain dalam tubuh, serotonin dibentuk dari nutrisi yang diperoleh dari makanan. Pembentukan serotonin membutuhkan asam amino tertentu, terutama triptofan, yang berasal dari makanan kaya protein. Kadar trpitofan amat rendah dalam tipe makanan modern. Ketika kita mengonsumsi daging hewan liar yang dibiarkan merumput atau diberi pakan tanaman lain, kita memperoleh lebih banyak triptofan. Hewan yang diberi pakan biji-bijian lebih sedikit mengandung triptofan, sebagaimana mereka sedikit mengandung asam lemak omega-3.

Produksi serotonin alami akan dihambat oleh kafein, alcohol dan aspartame, kekurangan sinar matahari dan kurang berolahraga. Setelah memperbaiki kerusakan lingkungan usus, buatlah RENCANA HIDUP SEHAT melalui diet dengan nutrisi yang seimbang dan sebisa mungkin mengonsumsi suplemen yang mengandung probiotik (makanan yang menyuplai bakteri usus yang menguntungkan). Rencana ini merupakan langkah penting dalam mempertahankan kadar serotonin supaya lebih stabil.

Peran penting aktivitas olah raga untuk pemulihan kesehatan mental


Sebagai seorang yang pernah mengalami depresi dan berlanjut menjadi gangguan bipolar, saya menemukan benang merah yang selama ini saya cari yaitu bagaimana aktivitas olahraga bisa membantu mempercepat proses pemulihan kondisi psikis dan membuat suasana hati saya lebih positif dan setabil untuk jangka panjang.

Penjelasan ilmiah tentang peran penting olah raga terhadap pemulihan gangguan jiwa seperti yang dijelaskan di atas bahwa kurangnya sinar matahari dan kurangnya olah raga bisa menghambat produksi serotonin. Dulu, sebelum dan saat saya mengalami gejala-gejala depresi yang berlanjut semakin kronis dan menjadi gangguan bipolar, saya jarang sekali berolahraga, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Setelah saya aktif berolah raga (voley ball), saya merasakan percepatan pemulihan kondisi pesikis yang luar biasa.

Dengan pengalaman pribadi menjalani aktivitas olahraga yang intens dan pengaruh positifnya terhadap kondisi psikis, saya suka menyarankan teman-teman penyandang bipolar yang sedang menjalani terapi pemulihan, untuk aktif dan rutin berolahraga. Sangat dianjurkan untuk berolahraga secara rutin , lebih bagus lagi olah raga permainan seperti sepak bola, volley ball, basket ball, futsal dan bulu tangkis. Mengapa olah raga permainan? Karena dalam olah raga permainan selain melakukan aktivitas fisik, Anda juga melakukan aktivitas mental, sosial bahkan spiritual.


Di buku psikomemoar “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, saya mengupas tuntas dan mendalam, sebanyak 25 halaman (hal.87-112), tentang manfaat olahraga bagi penyandang gangguan bipolar dari aspek fisik, mental, sosial dan spiritual.


Saya menemukan jawaban dari 3 pertanyaan saya di awal artikel ini:

(1). Bagaimana serotonin diproduksi di dalam tubuh dan apa efeknya terhadap kondisi fisik dan psikis? Ketika lingkungan usus mengalami kerusakan dan inflamasi (peradangan), terjadi penurunan kadar serotonin secara perlahan, karena sebagian besar serotonin diproduksi dalam usus di bawah kondisi yang tepat. Ketika anda mengalami gangguan dalam usus, ini akan mengubah, secara fisik, perasaan Anda dan cara Anda merespon lingkungan sekitar Anda. Suasana hati dan perasaan Anda akan bertambah buruk, berubah menjadi apati, tidak peka, atau tidak bersemangat. Akan tetapi, kadar serotonin merupakan sesuatu yang dapat dioptimalkan dan dapat diperbaiki. Mengembalikan keutuhan kondisi usus dapat mengaktifkan kembali pabrik serotonin utama dalam usus dan menghilangkan pikiran berkabut, kesedihan atau kesusahan.

(2). Mengapa saya bisa pulih dari bipolar tanpa obat? Ternyata secara ilmiah terbukti, mengembalikan keutuhan kondisi usus dapat mengaktifkan kembali pabrik serotonin utama dalam usus dan menghilangkan pikiran berkabut, kesedihan atau kesusahan. Walaupun waktu itu saya tidak pernah mengkonsumsi obat psikiater, karena saya tinggal di desa yang bersih dan jauh dari polusi, sehari-hari saya mengkonsumsi makanan sehat dan alami yang hampir bersih dari toksin dan bahan-bahan kimia berbahaya. Saya juga tidak merokok dan minum-minuman beralkohol. Makanan sehat alami yang kaya nutrisi inilah yang membantu mengembalikan fungsi organ-organ tubuh yang salah satu fungsinya menyeimbangkan sanyawa kimia dalam tubuh.


(3). Bagaimana aktivitas olahraga bisa mempercepat pemulihan gangguan jiwa? Aktivitas olahraga yang inten dan paparan sinar matahari yang cukup saat berolahraga ternyata bisa membantu mempercepat produksi serotonin alami dalam tubuh.


DETOX

Oh ya, di artikel ini Dr. Junger menjelaskan bahwa dengan memperbaiki sistem dalam tubuh, melalui program DETOX, produksi serotonin dalam tubuh berpeluang untuk. Dalam bukunya yang revolusioner ini, Dr. Junger membahas dengan lengkap dan detail tentang pentingnya DETOX! Pembahasan tentang depresi ini hanya salah satu bagian dari pembahasan lengkap buku ini tentang DETOX. DETOX adalah program pembersihan toksin secara alami dari dalam tubuh. Penjelasan lebih lengkap tentang apa dan bagaimana DETOX, silakan lihat DI SINI.

P.S. Jika ada pertanyaan seputar depresi, gangguan bipolar serta solusi penanganannya dan tentang program Detox yang bisa membantu pemulihan depresi dan gangguan bipolar, silakan kontak saya via email: tarjumsahmad@gmail.com, WA/Call: 085221074133, BBM: 27F97886 dan facebook: fb.com/tarjum.

Jika menurut anda artikel ini menarik dan bermanfaat, silakan share dan sampaikan komentar terbaik anda di bawah.


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Solusi Holistik Pemulihan Depresi & Bipolar”

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial