BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 14 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Seminggu berlalu, aku masih saja selalu termenung dengan keadaanku.

Tiba-tiba telfon rumah berbunyi, tak lama kemudian mama berteriak, memanggilku. Dan itu adalah telfon dari kekasihku. Aku gembira, tapi aku juga bingung harus bagaimana.

Dia meminta maaf padaku karena sudah dua minggu tidak menghubungiku. Dia sudah terlihat lebih tegar dari terakhir kali dia menghubungiku.

Dia menceritakan rutinitasnya selama dua minggu ini. Dan malam ini dia sengaja menyempatkan waktu untuk meminta restu dariku, bahwa besok pagi dia akan menempuh ujian dan ujian inilah yang menentukan kelulusannya, menentukan nasibnya selama 3 tahun menempuh pendidikan.

Dia ditempa dan diukir untuk menjadi seorang prajurit yang akan mempertahankan bangsa dan negara. Aku hanya bisa tersenyum, meski hanya simpul.

Bagaimanapun juga aku sangat mencintainya, aku ingin selalu yang terbaik untuknya. Lalu aku doakan dia, agar dia selalu diberi kelancaran dalam mengerjakan apapun kelak. Dan aku berpesan,agar dia selalu berdoa pada Allah SWT dalam setiap langkahnya.

Seminggu ini, aku gunakan waktuku untuk lebih mendekatkan diri pada dia…yang maha esa…aku berdoa, aku bersujud, besimpuh dan menangis padanya… aku memohon petunjuknya…harus kubawa kemana hubungan ini.

Setiap malam, ditemani heningnya angin malam…aku memohon padanya… tunjukkan yang terbaik bagiku…dan baginya.

Seminggu terlewati…lagi-lagi sesuatu datang mengusik hatiku. Tiba-tiba ada telfon di HPku, dan itu adalah seorang wanita… wanita itu mengaku sebagai tunangan dari kekasihku…dan orang tuanya sudah menrestui hubungan itu. Dia minta agar aku menjauhi dan memutuskan hubungan dengan mas doni… aku hanya tersenyum…dan mengucapkan selamat padanya. Lalu aku matikan telfonnya. Aku tau benar, agung lelaki itu, dan perempuan ini, pasti suruhan dari mamanya.

Aku tidak ambil pusing akan hal ini.

Hari-hari berlalu…aku semakin mendekatkan diriku pada tuhanku… dan mungkin, inilah jawaban dari tuhan…untuk menguji cintaku.

Terbesit dalam fikirku, untuk menguji cinta serta jodohku

Aku tidak mau mengatakan semua keburukan mama nya pada mas doni. Bagaimana pun juga, wanita itu adalah ibu yang selama 9 bulan mengandungnya. Darah dan nyawa dia pertaruhkan untuk kehidupan kekasihku. Aku hanyalah orang baru, yang beberapa tahun ini mengisi hidupnya.. bukan hak ku untuk membuat seorang anak membenci orang tuanya.

Biar tuhan yang menyadarkannya… menyadarkan wanita yang belum tau pasti akan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Dan biar masalah ini aku dan mama ku saja yang tau… kalaupun nanti mas doni tau, janganlah itu dari mulutku.

Terlebih ini adalah masa-masa dia menentukan masa depannya… aku nggak ingin mengacaukan pengorbanannya selama 3 tahun hanya karena masalahku dengan mamanya. Kuputuskan untuk melepasnya… yang aku yakini, jika memang dia adalah jodohku, jodoh yang tuhan pilihkan untukku… kemanapun nanti dia pergi, dan dimanapun aku berada…selama apapun waktu memisahkan kita, dia pasti akan kembali padaku. Aku memikirkan keputusanku ini dengan cukup lama.

Dan tiba saatnya, ketika dia menelfonku, disuatu malam…aku sedang melantunkan ayat-ayat suci al_qur’an…. Mama yang mengangkat telfon darinya… mama bilang aku sedang mengaji di kamar, dan dia bilang, 15 menit lagi akan menelfonku. Aku sudah yakin dengan keputusanku, aku memantabkan diri untuk melepas pria yang benar-benar aku cintai.

15 menit aku menunggu…dia tak kunjung menelfonku.. hingga di 15 menit berikutnya, telfon berdering.. aku mengehela nafas, dan berusaha menahan air mataku. Aku mengangkatnya… dan ternyata, dia adalah “Dendi”, teman pendidikan mas doni. Aku kaget ketika mendengar suaranya. Pikiranku sudah nggak karuan. Aku takut mas doni kecelakaan atau terjadi hal buruk padanya. Lalu aku menanyakan keberadaan mas doni.

“dimana dia? Apa dia baik-baik saja? Kenapa kamu menelfonku?”

Lalu dia menjawab pertanyaanku dengan tergesa-gesa.

“Cha, maaf, tadi aku dapet pesen dari doni, buat nelfon kamu. Doni diberangkatkan untuk latihan gabungan, selama 2 minggu di salah satu kota yang jauh dari sini. Tadi doni nelfon kamu, dia mau pamit sama kamu, tapi kamunya lagi sibuk. Dan antrian telfon disini panjang cha, dia sudah harus berangkat ke medan latihan. Dia pesen ke aku untuk mematikan keberangkatannya sama kamu.”

Aku menyesal…aku sungguh menyesal,,,disaat tekadku sudah bulat, bahkan suaranya pun tak dapat kudengar. Lalu aku berfikir, mungkin ini saat yang tepat untuk aku sampaikan maksud hatiku. Jika aku mendengar suara mas doni, pasti aku akan menangis dan tidak sanggup meneruskan kata-kataku… dan jika mas doni tau aku ingin melepaskannya dan menunggu allah mempertemukan kita lagi, dia pasti akan Tanya apa alasannya… dan aku tidak punya alasan yang tepat untuknya.

Lalu aku memberanikan diri untuk bicara pada temannya…“dend, aku boleh titip pesen ke kamu?”

Dendi menjawab, “iya cha..ngomong aja. Tapi cepet ya..antrian masih banyak…”

“tolong sampein mas doni, untuk sejenak, biarkan aku sendiri.. jangan menghubungi dan mencariku dulu… kita jalani kehidupan kita sendiri dulu…”

Dendi yang tau akan hubungan kita dari awal, karena dia adalah sahabat mas doni, kaget dengan kata-kataku…“ngomong apa sih loe cha? Jangan ngawur ah. Doni lagi di medan latihan ni,,,kalo dia tau kamu kayak gini, bisa-bisa dia ga lulus cha!”

“iya…makanya aku mohon sama kamu.. sementara ini mungkin aku bakal pergi..dia juga nggak bisa hub aku. Tolong sampein pesenku ini, setelah nanti kalian selesai dalam segala macam ujian. Setelah dia selesai menempuh semua ini… Pliis, aku mohon sama kamu dend.”

Dendi terlihat tergesa-gesa… dan dia menyempatkan untuk menanyakan alasan kenapa aku mau melepaskan mas doni.

“Aku Cuma nggak bisa terus-terusan menunggu dia. Aku juga wanita biasa, yang ingin setiap saat ditemani oleh kekasihku. Aku juga pengen jalan-jalan seperti temanku lainnya, bergandengan tangan tanpa ada peraturan.”

Aku berbohong agar mas doni mau menerima keputusanku.

Dendi terdengar marah dengan perkataanku. Dia berkata, “tega kamu ya..doni disini mati-matian mertahanin hubungan kalian. Keringet darah ga dia rasain, pulang latihan capek, yang lain pada tidur dia telfon kamu. Yang lain pada main, dia pesiar ditempatmu. Tega loe cha !!!”

Aku hanya bisa menahan tangis….dan terakhir aku berkata, “pliiis, sampein aja salamku sama dia. Aku titip dia. Assalamualaikum.”

Aku tutup telfonnya…dan aku nggak tau separah apa diriku saat itu.

Mama hanya bisa memeluk dan ikut menangis bersamaku. Mama terlihat lebih terpukul dari pada aku.

Satu bulan, aku memfokuskan diri untuk sekolahku…aku belajar dan terus belajar.

Mungkin saat ini, mas doni sudah menerima pesan dariku… karena di tanggal ini, harusnya dia sudah kembali dan selesailah semua ujiannya.

Akhir bulan depan, juga dia sudah diwisuda, dan malam pelepasan tugas…entah siapa gadis yang akan menemaninya. Aku sengaja mengganti nomor HP ku….aku harus menenangkan diriku untuk menghadapi ujian kelulusan sekolahku.

Hari-hariku sangat berat. Aku seperti orang yang hidup dengan separuh nyawa… kadang aku berlari di siang hari, berlari saat turun hujan deras…agar ketika aku menangis,, mama tidak melihatku..karena setiap aku bersedih, mama akan sangat lebih sedih dari pada aku.

Harapanku... impianku... semua perjalanan indah ini... harus aku relakan

Mas doni tidak menghubungiku lagi…aku tau, dia pasti sangat kecewa padaku. Aku tau, dia pasti memandangku dengan sangat buruk…terlebih lagi ketika dia menceritakan masalah ini pada mamanya, mamanya pasti akan mendukung untuk membuatku terlihat lebih buruk.

Kabar terakhir yang aku dengar dari sesama teman rekanitaku, mas doni kini ditugaskan di daerah Makasar.

Aku menjalani kehidupanku dengan penuh perjuangan…tapi justru inilah, yang membimbingku ke arah yang lebih dewasa.
Tidak selamanya hidup ini indah…. tidak selamanya aku menjadi tuan putri, dan bisa kumiliki apa saja yang aku sukai.

Tuhan telah memberikan begitu banyak hal yang sudah menyenangkanku…. dan ketika dia mengujiku dengan menarik orang yang sangat aku cintai, aku harus rela dan ikhlas melepasnya…. karena semua hanya titipan, bahkan nyawa yang aku milikipun juga hanya titipan.

Meskipun berat, pedih dan sakit…tapi banyak pelajaran yang aku dapat dari hidupku. Keikhlasan, cinta, ketulusan, pengorbanan, dan dengan semua ini, aku jadi lebih dekat dengan tuhanku… Allah, yang memberiku segala kenikmatan.

Akupun yakin, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, untuk hambanya…. dan kelak, entah “DIA” atau bukan…pasti akan menjadi pendamping yang terbaik, bagiku. Dan kelak, pasti aku bisa diterima, oleh sebuah keluarga, yang menyayangiku…dengan tulus, apa adanya diriku.

Sekian Tahun sudah Berlalu…

Dan sampai saat ini, rasa cintaku masih utuh untuknya

Tidak kupungkiri, beberapa lelaki yang mencoba masuk dikehidupanku…. Terlebih ketika aku sudah bekerja, banyak orang baru yang aku temui… mereka dengan segala kelebihannya…. Selama beberapa tahun ini, aku juga mencoba untuk menerima pria dalam hidupku… mereka sangat baik… tapi lagi-lagi hanya mas doni yang terbaik dalam hatiku.

Entah mas doni pernah mencariku atau tidak, tapi yang pasti, selama beberapa tahun ini, sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya.

Dan kabar terakhir yang aku dengar, papa mas doni meninggal karena serangan jantung lagi…Aku menyesal belum sempat pamit pada papanya…papa mas doni orang yang baik, bahkan dulu dia pernah berbicara padaku…dia bilang bahwa aku cantik, dan mas doni ganteng..dia ingin kita bisa bersatu.. papa menitipkan mas doni padaku.

Setelah papanya meninggal, mama dan kakaknya harus keluar dari perumahan. Dan kata kakaku, sekarang mama dan kakaknya tinggal di rumah kontrakan kecil di suatu perkampungan. Dan lucunya lagi, kabar yang kakaku dengar, mamanya mas doni sesumbar pada semua orang, bahwa dia akan menikahkan anak lelakinya, pada wanita yang mau membelikannya sebuah rumah….haah, ternyata waktu belum bisa mengubahnya.

Sedangkan Mas doni, kabar terakhir kudengar dia masih di makasar, dan entah…seperti apa dia sekarang…

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah……
Lega rasanya bisa menceritakan ini semua….
Dengan menyebut nama dan mengingat kembali romansa cinta kita aja, udah sangat membuatku bahagia.

“Mas, jika mungkin suatu hari tuhan mengijinkan kamu membaca tulisanku ini… inilah kenyataannya. Apa alasanku meninggalkanmu, dan apa yang membuatku seperti ini…inilah jawabannya.

Jika mungkin kamu telah bahagia disana, kamu temukan pendampingmu disana…aku akan sangat bahagia…
Karena satu hal yang selama ini aku inginkan, yaitu tahu, bahwa kamu telah bahagia….”
“R’A’A’…….

Bersambung...


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 3 komentar ke “Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 14 )
Unknown on Selasa, 05 Juni 2012 pukul 16.48.00 WIB mengatakan...

awesome!!!!

Ruang Curhat Kita on Rabu, 06 Juni 2012 pukul 02.03.00 WIB mengatakan...

salam kenal.
Artikelnya keren-keren. Bikin betah berlama-lama. Kalo ada waktu, kunjungi balik ya...

Tarjum on Rabu, 06 Juni 2012 pukul 17.11.00 WIB mengatakan...

Ruang Curhat, makasih atas kunjungannya. Klo emang masih betah, ya udah nginep aja di sini ya, jangan pulang...:D

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial